Thursday 21 March 2013

DRAMA 1 BABAK: "MASALAH ROSA"



MASALAH ROSA

Para Pelaku
  1. Rosa, seorang mahasiswi semester 3
  2. Nefi, seorang mahasiswi semester  3, teman sekamar Rosa.
  3. Palupi, seorang mahasiswi semester 5, kakak kost Nefi dan Rosa.

Setting
Drama ini terjadi di dalam kamar kost-kostan ukuran 3 x 4 m, sekitar pukul tiga sore, dengan suasana yang sunyi, sepi, dan tenang.

Musik
Drama ini diawali dengan iringan musik yang diambil dari lagu  berjudul Trouble Is A Friend, oleh Lenka.

Catatan
Panggung menggambarkan sebuah kamar kost-kostan berukuran 3 x 4 m yang dihuni oleh 2 orang mahasiswi. Tampak Rosa sedang bermain facebook melalui HP, sementara Nefi sedang mengerjakan tugas-tugas dari dosen.

Nefi       : “Huft… Akhir-akhir ini banyak tugas ya, Ros! Sampai-sampai aku selalu tidur sangat larut.”
Rosa      : (hanya tersenyum kecut dan menjawab dengan anggukan kepala karena sibuk mengomentari status teman-temannya di facebook)
Nefi       : “Oh, iya. Aku pinjam catatanmu, dong… aku tadi nggak nyatet sama sekali,… Dosennya terlalu cepat, sih neranginnya.”
Rosa      :  (dengan nada halus agak sedikit menahan sesuatu, berupa beban berat. Yang tidak dia keluarkan, karena jika dikeluarkan akan menyakiti hati Nefi.) “Iya, sebentar, ya…kuambilkan.” (mengambil di tas dekat nefi duduk dan memberikannya pada Nefi.)
Nefi       : “Iya, trims! (menerimanya dengan senang hati).
                 Yang sebelah mana?”
Rosa      : “Coba aja dicari dulu.”
Nefi       : “Duh, nggak ada nih... Tolong carikan ya!”
Rosa      : “Ya sudah, sini aku carikan...(beranjak mengambil buku yang dibawa Nefi dan mencarikan halaman yang dicari) Nah, sebelah sini, lho catatannya.”
Nefi       : “Oh, iya ya.. sini pinjam dulu.”
Rosa      : “Nih!” (kata Rosa dengan agak sedikit geram)
Nefi       : “Wah iya, ya.. hehe.. Eh, ini bacaannya apa, Eh, tolong pinjem stabilomu juga, dong...
Rosa      : “Iya, ini.. stabilonya.” (kata Rosa agak sedikit geram)
Nefi       : “Oya, kamu dah ngumpulin tugasnya Bu Nining belum? Kalau belum aku nitip kumpulin di loker, ya.. sama tolong ambilkan hasil UTS-ku di loker Pak Suryo, ya...!”
Rosa      : “Emangnya hari ini kamu nggak ke kampus, ya?” (emosi Rosa mulai berkecamuk)
Nefi       : “Nggak, aku di kostan aja nungguin kamu, hehe..(dengan tampang sok imut) “Jangan lupa ya..! Ehm.. Ros pinjem catatanmu yang satunya juga dong!! Sama pinjam pensil juga, ya..
Rosa      : “BRAKK!!!” (Rosa melempar buku yang ada di depannya. Emosinya memuncak)
Nefi       : “Kenapa kamu, Ros?? Kok tiba-tiba marah-marah nggak jelas kayak gitu?”
Rosa      : “Aku nggak marah, kok...!”
Nefi       : “Iya, kamu marah!”
Rosa      : “Beneran, aku nggak marah!”
Nefi       : “Kamu marah, Ros!”
Rosa      : “NGGAK!!
Nefi       : “Kamu marah!”
Rosa      : “NGGAK!!”
Nefi       : “MARAH!”
Rosa      : “IYA AKU MARAH! PUAS?!”
Nefi       : “Lain kali, bilang-bilang dong kalau marah...!”
Rosa      : “Heh, tau nggak Nef.. aku tu pusing dan capek sama sifatmu yang bossy itu, alias suka nyuruh-nyuruh. Kamu tu jangan nyuruh-nyuruh seenaknya dong. Memangnya aku ini siapa kamu?”
Nefi       : “Lho.. lha kamunya aja bersedia dimintai tolong, kok!”
Rosa      : “Aku mau kamu mintai tolong tu karena aku kasihan sama kamu, yang nggak bisa ngapa-ngapain! Tau nggak!!”
Nefi       : “Oh begitu, ya.. jadi selama ini kamu nggak ikhlas aku mintai tolong.. aku tu minta tolong kamu soalnya banyak kerjaan Ros..!”
Rosa      : “Kerjaan apa, orang kerjaan kamu tu makan, tidur, dan kluyuran ke sana kemari nggak jelas gitu, kok...!! aku tu nggak suka ya sama caramu itu. Kalau toh kamu bisa ngerjakan sendiri, ya dikerjakan sendiri dong jangan merepotkan orang lain. Apa susahnya sih memenuhi kebutuhan sendiri dengan usaha sendiri???”(dengan penuh emosi)
Nefi       : “Ya, aku kan cuma nggak pengen repot aja.”
Rosa      : “Eh, Nef.. Coba kamu liat aku, apa pernah aku ngrepotin kamu? Nggak pernah kan?!”
Nefi       : “Pernah! Sewaktu kamu minta tolong aku bawain buku-buku dosen ke ruangannya.., iya, kan!!
Rosa      : “Ya Ampun, Nefi… itu kan disuruh dosen juga, masak kamu nggak mau si disuruh dosen??
Nefi       : “Itu, sih seperti membuang-buang waktuku saja. Menyebalkan. Padahal aku ada janji sama David kencan, jadi telat deh!!
Rosa      : “Dasar kamu tu,ya!!! Anak nggak tau diuntung”
Nefi       : “Diuntung apanya, emangnya kamu yang biayai hidupku, heh???”
Rosa      : “Eh, seharusnya aku yang bilang begitu..! Nguawur!!! Emangnya hidupku yang kamu biayain, nyuruh-nyuruh orang seenaknya?!”
Nefi       : “Hm.. siapa suruh kamu mau mengabulkan permintaan-permintaanku?? Kamu kan bisa menolaknya dengan halus!! Dasar Tolol!”
Rosa      : “Heh, lemot..!!! Perlu aku jelasin berapa kali lagi, sih, kalau aku tu mau nurutin perintah kamu itu cuma karena aku kasihan sama kamu! KA-SI-HAN. Camkan itu!!
Nefi       : “Kau…!!! Awas kau ya…!!!” (sambil mendekati Rosa dan menjambak rambut Rosa)
Rosa      : “Aduh, ni anak dikasih hati kok malah minta rempela!! Aku tu nolongin kamu tadinya ikhlas loh, seperti anak-anak lain yang ku bantu kalau lagi kesulitan pada umumnya! Tapi kok lama-lama nglunjak kamu ya kalau diturutin terus-terusan! Dasar nggak tau diuntung, tidak tahu berterima kasih!” (sambil membalas jambakan Nefi dengan emosi meluap-luap, hasil dari memendam emosinya terhadap Nefi)

Dan pertengkaran hebat pun terjadi diantara keduanya, Nefi yang berbadan kecil dan pendek seakan tidak mau kalah dengan Rosa yang berbadan tinggi dan jangkung. Nefi naik di atas kasur sementara Rosa tidak naik kasurpun sudah tinggi. Dan mereka saling menjambak dan adu mulut. Tiba-tiba datanglah  Palupi yang baru pulang dari kuliah

Palupi    : “Assalamualaikum!”
                 “Assalamualaikum!!”(mengulang karena tidakhanya jawaban dari dalam hanya mendengar suara ribut-ribut dari kejauhan. Palupi pun masuk ke arah suara ribut itu dan terkejut dengan apa yang dilihatnya)
Palupi    : “Astagfirullahaladziimi!!(kata Palupi sambil melerai Nefi dan Rosa)  Apa-apaan kalian sudah besar kok masih bertengkar seperti itu!! Bena-benar memalukan!!”
Nefi       : “Habis dia yang mulai duluan marah, masak dimintai tolong aja nggak mau, Mbak…!”
Palupi    : “Apa benar begitu Rosa??”
Rosa      : “Enggak Mbak, dia bohong! Emang dia minta tolong ma aku. Tapi minta tolongnya itu minta diambilin yang inilah, yang itulah.. pokoknya selalu minta diambilin barang-barang yang masih bisa dijangkaunya, padahal posisi barangnya lebih dekat dari dia. Gitu kok bisa-bisanya minta aku ngambilin barang yang posisinya lebih jauh dari aku! Emang aku babunya apa?”

Palupi manggut-manggut, dia sudah mengetahui sifat Rosa dan Nefi. Rosa anaknya baik, selalu mau membantu jika dimintai tolong, sementara Nefi agak sulit jika dimintai tolong. Meski begitu Nefi juga punya muka untuk minta tolong sama orang, tapi tidak pernah mau gentian membantu.

Palupi    : “Iya-iya, aku tau… betul sifat kalian selama ini, tidak ada perlu yang ditutup-tutupi lagi. Tapi kalau ada masalah jangan berantem kayak gini, dong…! Rosa aku tahu sifatmu yang suka menolong, tapi kalau kamu sedang tidak bisa/tidak mau/tidak ingin membantu mereka, kamu bisa menolaknya dengan halus, daripada kamu memendam emosi.nakan menyebabkan stress. Dan kamu Nefi, kamu nggak boleh keterlaluan kalau minta tolong sama orang lain, padahal kamu jarang sekali menolong orang yang pernah menolongmu.”
Nefi       : “Iya, Mbak!            (Langsung menurut karena Palupi adalah orang yang diseganinya.)
Palupi    : “Sekarang kalian minta maaf, dan tidak boleh ada pertengkaran di kostan ini lagi, mengerti!!!
Nefi dan Rosa   : “Mengerti Mbak!” (keduanya pun saling minta maaf)

***




No comments:

Post a Comment