MASALAH ROSA
- Rosa, seorang mahasiswi semester 3
- Nefi, seorang mahasiswi semester 3, teman sekamar Rosa.
- Palupi, seorang mahasiswi semester 5, kakak kost Nefi dan Rosa.
Setting
Drama ini terjadi di dalam kamar kost-kostan ukuran 3 x 4 m,
sekitar pukul tiga sore, dengan suasana yang sunyi, sepi, dan tenang.
Musik
Drama ini diawali dengan iringan musik yang diambil dari
lagu berjudul Trouble Is A Friend, oleh
Lenka.
Catatan
Panggung menggambarkan sebuah kamar kost-kostan berukuran 3
x 4 m yang dihuni oleh 2 orang mahasiswi. Tampak Rosa sedang bermain facebook
melalui HP, sementara Nefi sedang mengerjakan tugas-tugas dari dosen.
Nefi : “Huft…
Akhir-akhir ini banyak tugas ya, Ros! Sampai-sampai aku selalu tidur sangat
larut.”
Nefi : “Oh, iya.
Aku pinjam catatanmu, dong… aku tadi nggak nyatet sama sekali,… Dosennya
terlalu cepat, sih neranginnya.”
Rosa : (dengan nada halus agak sedikit menahan
sesuatu, berupa beban berat. Yang tidak dia keluarkan, karena jika dikeluarkan
akan menyakiti hati Nefi.) “Iya, sebentar, ya…kuambilkan.” (mengambil di tas
dekat nefi duduk dan memberikannya pada Nefi.)
Nefi : “Iya, trims! (menerimanya dengan senang
hati).
Yang sebelah mana?”
Rosa : “Coba
aja dicari dulu.”
Nefi : “Duh,
nggak ada nih... Tolong carikan ya!”
Rosa : “Ya
sudah, sini aku carikan...(beranjak mengambil buku yang dibawa Nefi dan
mencarikan halaman yang dicari) Nah, sebelah sini, lho catatannya.”
Nefi : “Oh,
iya ya.. sini pinjam dulu.”
Rosa : “Nih!”
(kata Rosa dengan agak sedikit geram)
Nefi : “Wah
iya, ya.. hehe.. Eh, ini bacaannya apa, Eh, tolong pinjem stabilomu juga,
dong...
Rosa : “Iya,
ini.. stabilonya.” (kata Rosa agak sedikit geram)
Nefi : “Oya, kamu dah ngumpulin tugasnya Bu
Nining belum? Kalau belum aku nitip kumpulin di loker, ya.. sama tolong
ambilkan hasil UTS-ku di loker Pak Suryo, ya...!”
Rosa : “Emangnya
hari ini kamu nggak ke kampus, ya?” (emosi Rosa mulai berkecamuk)
Nefi : “Nggak,
aku di kostan aja nungguin kamu, hehe..(dengan tampang sok imut) “Jangan lupa
ya..! Ehm.. Ros pinjem catatanmu yang satunya juga dong!! Sama pinjam pensil
juga, ya..
Rosa : “BRAKK!!!” (Rosa melempar buku yang ada
di depannya. Emosinya memuncak)
Nefi : “Kenapa kamu, Ros?? Kok tiba-tiba
marah-marah nggak jelas kayak gitu?”
Rosa : “Aku
nggak marah, kok...!”
Nefi : “Iya, kamu marah!”
Rosa : “Beneran,
aku nggak marah!”
Nefi : “Kamu
marah, Ros!”
Rosa : “NGGAK!!
Nefi : “Kamu
marah!”
Rosa : “NGGAK!!”
Nefi : “MARAH!”
Rosa : “IYA
AKU MARAH! PUAS?!”
Nefi : “Lain
kali, bilang-bilang dong kalau marah...!”
Rosa : “Heh,
tau nggak Nef.. aku tu pusing dan capek sama sifatmu yang bossy itu, alias suka
nyuruh-nyuruh. Kamu tu jangan nyuruh-nyuruh seenaknya dong. Memangnya aku ini
siapa kamu?”
Nefi : “Lho.. lha kamunya aja bersedia
dimintai tolong, kok!”
Rosa : “Aku
mau kamu mintai tolong tu karena aku kasihan sama kamu, yang nggak bisa
ngapa-ngapain! Tau nggak!!”
Nefi : “Oh
begitu, ya.. jadi selama ini kamu nggak ikhlas aku mintai tolong.. aku tu minta
tolong kamu soalnya banyak kerjaan Ros..!”
Rosa : “Kerjaan
apa, orang kerjaan kamu tu makan, tidur, dan kluyuran ke sana kemari nggak
jelas gitu, kok...!! aku tu nggak suka ya sama caramu itu. Kalau toh kamu bisa
ngerjakan sendiri, ya dikerjakan sendiri dong jangan merepotkan orang lain. Apa
susahnya sih memenuhi kebutuhan sendiri dengan usaha sendiri???”(dengan penuh
emosi)
Nefi : “Ya,
aku kan cuma nggak pengen repot aja.”
Rosa : “Eh,
Nef.. Coba kamu liat aku, apa pernah aku ngrepotin kamu? Nggak pernah kan?!”
Nefi : “Pernah!
Sewaktu kamu minta tolong aku bawain buku-buku dosen ke ruangannya..,
iya, kan!!
Rosa : “Ya Ampun, Nefi… itu kan disuruh dosen juga,
masak kamu nggak mau si disuruh dosen??
Nefi : “Itu, sih seperti membuang-buang waktuku saja.
Menyebalkan. Padahal aku ada janji sama David kencan, jadi telat deh!!
Rosa : “Dasar kamu tu,ya!!! Anak nggak tau diuntung”
Nefi : “Diuntung apanya, emangnya kamu yang biayai
hidupku, heh???”
Rosa : “Eh, seharusnya aku yang bilang begitu..!
Nguawur!!! Emangnya hidupku yang kamu biayain, nyuruh-nyuruh orang seenaknya?!”
Nefi : “Hm.. siapa suruh kamu mau mengabulkan
permintaan-permintaanku?? Kamu kan bisa menolaknya dengan halus!! Dasar Tolol!”
Rosa : “Heh, lemot..!!! Perlu aku jelasin berapa kali
lagi, sih, kalau aku tu mau nurutin perintah kamu itu cuma karena aku kasihan
sama kamu! KA-SI-HAN. Camkan itu!!
Nefi : “Kau…!!! Awas kau ya…!!!” (sambil mendekati
Rosa dan menjambak rambut Rosa)
Rosa : “Aduh, ni anak dikasih hati kok malah minta
rempela!! Aku tu nolongin kamu tadinya ikhlas loh, seperti anak-anak lain yang
ku bantu kalau lagi kesulitan pada umumnya! Tapi kok lama-lama nglunjak kamu ya
kalau diturutin terus-terusan! Dasar nggak tau diuntung, tidak tahu berterima
kasih!” (sambil membalas jambakan Nefi dengan emosi meluap-luap, hasil dari
memendam emosinya terhadap Nefi)
Dan pertengkaran hebat pun terjadi diantara keduanya, Nefi
yang berbadan kecil dan pendek seakan tidak mau kalah dengan Rosa yang berbadan
tinggi dan jangkung. Nefi naik di atas kasur sementara Rosa tidak naik kasurpun
sudah tinggi. Dan mereka saling menjambak dan adu mulut. Tiba-tiba
datanglah Palupi yang baru pulang dari
kuliah
Palupi : “Assalamualaikum!”
“Assalamualaikum!!”(mengulang
karena tidakhanya jawaban dari dalam hanya mendengar suara ribut-ribut dari
kejauhan. Palupi pun masuk ke arah suara ribut itu dan terkejut dengan apa yang
dilihatnya)
Palupi : “Astagfirullahaladziimi!!(kata Palupi sambil
melerai Nefi dan Rosa) Apa-apaan kalian
sudah besar kok masih bertengkar seperti itu!! Bena-benar memalukan!!”
Nefi : “Habis dia yang mulai duluan marah, masak
dimintai tolong aja nggak mau, Mbak…!”
Palupi : “Apa benar begitu Rosa??”
Rosa : “Enggak Mbak, dia bohong! Emang dia minta
tolong ma aku. Tapi minta tolongnya itu minta diambilin yang inilah, yang itulah.. pokoknya selalu minta diambilin barang-barang yang masih bisa
dijangkaunya, padahal posisi barangnya lebih dekat dari dia. Gitu kok
bisa-bisanya minta aku ngambilin barang yang posisinya lebih jauh dari aku!
Emang aku babunya apa?”
Palupi manggut-manggut, dia sudah mengetahui sifat Rosa dan
Nefi. Rosa anaknya baik, selalu mau membantu jika dimintai tolong, sementara
Nefi agak sulit jika dimintai tolong. Meski begitu Nefi juga punya muka untuk
minta tolong sama orang, tapi tidak pernah mau gentian membantu.
Palupi : “Iya-iya, aku tau… betul sifat kalian selama
ini, tidak ada perlu yang ditutup-tutupi lagi. Tapi kalau ada masalah jangan
berantem kayak gini, dong…! Rosa aku tahu sifatmu yang suka menolong, tapi
kalau kamu sedang tidak bisa/tidak mau/tidak ingin membantu mereka, kamu bisa
menolaknya dengan halus, daripada kamu memendam emosi.nakan menyebabkan stress.
Dan kamu Nefi, kamu nggak boleh keterlaluan kalau minta tolong sama orang lain,
padahal kamu jarang sekali menolong orang yang pernah menolongmu.”
Nefi : “Iya, Mbak! (Langsung
menurut karena Palupi adalah orang yang diseganinya.)
Palupi : “Sekarang kalian minta maaf, dan tidak boleh
ada pertengkaran di kostan ini lagi, mengerti!!!
Nefi dan Rosa : “Mengerti Mbak!” (keduanya pun saling minta
maaf)
***
No comments:
Post a Comment