Tuesday 2 June 2020

Memilih Calon Suami

Memiliki suami adalah impian wanita pada umumnya. Wanita sudah pasti membutuhkan sandaran di kala dia duka, teman ketika dia bahagia. Di samping itu, wanita dikatakan tidak sepenuhnya wanita jika dia tidak mempunyai anak, dan mempunyai anak pasti membutuhkan suami. Yang di damba wanita dari suaminya adalah perhatian, kasih sayangnya, nasehatnya, perlindungannya, serta tak ketinggalan nafkahnya baik lahir maupun batin. Tetapi suami yang di damba wanita seperti itu hanyalah 10% dari 100% suami di dunia ini. Mengapa? Karena suami adalah manusia juga dan tidak ada manusia yang sempurna. Kalau tidak ada yang sempurna tadi kok dikatakan ada 10% suami yang sikapnya baik kepada istrinya? Well itu yang nyaris sempurna ya.. karena kesempurnaan itu sesungguhnya milik Sang Pencipta. 😇🙏


Kebanyakan wanita sebelum menikah ada fase saling mengenal dengan calon suaminya. Di fase itu, calon suami banyak yang jaim alias jaga image pada calon wanitanya. Dia ingin menunjukkan semua pendapat-pendapatnya yang hebat tentang  apapun di setiap pembicaraan dengan calon wanitanya supaya calon wanitanya makin kagum padanya. Di sela pertemuan dan mengobrol di fase perkenalan, tentu calon suami tidak mungkin menceritakan kalau dia itu malas, suka tidur, kadang pesimis dan sebagainya kepada calon wanitanya. Padahal semua wanita tahu kalau setiap laki-laki itu punya bakat malas dan pemberontak. Entah tahu dari saudara laki-lakinya, teman laki-laki di sekolahnya, cerita dari orang-orang dan sebagainya. Akan tetapi wanita itu akan berpendapat bahwa calon suami yang sedang dikenalnya itu berbeda dari yang lainnya dan menganggap laki-lakinya itu rajin dari cara memperlakukannya atau dari pendapat-pendapatnya yang hebat. Padahal sebenarnya rajin atau tidaknya/pintar atau tidaknya suami itu akan terlihat setelah menikah.🤭 Makanya hanya mengobrol dengan calon suami saja tidak cukup saat berkenalan dengan dia. Kita butuh informasi dari teman sekolahnya mungkin, atau dari teman kerjanya..

Friday 29 May 2020

Makna Filosofis dan Kisah di Balik Aksara Jawa Hanacaraka

Legenda mengutip aksara Hanacaraka terlahir dari cerita pemuda sakti bernama Ajisaka yang pergi mengembara ke Kerajaan Medhangkamulan. Kerajaan ini memiliki raja bernama Dewata Cengkar yang sangat rakus dan senang menerima daging manusia. Rakyatnya banyak yang menentang dengan kebiasaan rajanya tersebut. Demi menghentikan kebiasaan sang raja, Ajisaka pun bertolak ke sana.

Ajisaka memiliki dua orang abdi yang sangat setia bernama Dora dan Sembada. Suatu saat, Ajisaka pergi mengembara ke Kerajaan Medhangkamulan dan mengajak Dora untuk menemaninya. Sementara itu, Sembada diperintah untuk tinggal di Pulau Majethi karena harus mengurus keris pusaka milik Ajisaka agar tidak jatuh ke tangan orang lain selain miliknya.

Sesampainya di Kerajaan Medhangkamulan, Ajisaka segera menghadap Prabu Dewata Cengkar untuk meminta sebidang tanah seukuran kain surban diterima. Meminta ini menjadi syarat Ajisaka menerima menjadi santapan sang Raja asalkan ia mendapatkan tanah yang ia mau. Akhirnya, Prabu Dewata Cengkat mengamini meminta Ajisaka. Ia mengukur tanah menggunakan kain surban Ajisaka, namun tak memiliki kain surban ini semakin lama semakin meluas untuk membuat Prabu Dewata Cengkar mundur dan terus mundur hingga memperbaiki jurang pantai selatan.

Sayang sekali Prabu Dewata Cengkar tidak bisa menyelamatkan diri dan mati terjatuh dari jurang. Sejak saat itu Ajisaka diangkat menjadi raja di Kerajaan Medhangkamulan.

Lantas Ajisaka teringat dengan pusakanya yang ditinggal di Pulau Majethi. Ia pun mengutus Dora untuk mengambilnya dari Sembada. Sesampainya di Pulau Majethi, Dora segera meminta pusaka Ajisaka yang dijaga oleh Sembada, namun rekannya itu tidak mau memberikan pusaka karena teringat dengan permintaan Ajisaka. Sementara itu, Dora juga bersikukuh tentang apa yang diminta adalah perintah dari Ajisaka. Merekapun berdebat dan bergelut. Sayang sekali, akhirnya akhirnya meninggal.

Mendengar kedua abdinya tewas, Ajisaka pun menyesali apa yang telah pulih. Lantas untuk mengenang, ia melantunkan pantun Hanacaraka yang penuh makna:

Ha Na Ca Ra Ka 

Ada sebuah kisah

Da Ta Sa Wa La

Terjadi suatu pertarungan

Pa Dha Ja Ya Nya

Mereka sama-sama sakti

Ma Ga Ba Tha Nga

Dan akhirnya semuanya mati

***

Dari kisah-kisah tersebut, dapat ditarik simpulan dari aksara Hanacaraka memiliki makna filosofi yang bisa dipaparkan sebagai berikut:

Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti  adalah "utusan" yaitu utusan yang hidup, terdiri dari yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasad manusia. Hal ini menunjukkan adanya pencipta (Tuhan), ciptaan (manusia), dan tugas yang diberikan Tuhan kepada manusia.

Da-Ta-Sa-Wa-La  berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan "data" atau diizinkan mengeluarkan "sawala" atau mengelak. Dalam hidup ini manusia harus melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan.

Pa-Dha-Ja-Ya-Nya  menunjukkan menyatunya zat pemberi hidup (Ilahi) dengan yang diberi hidup (pembuat). Makna filosofisnya, setiap batin manusia pasti sesuai dengan apa yang diperbuatnya.

Ma-Ga-Ba-Tha-Nga  berarti menerima segala yang diperintahkan dan yang diminta oleh Tuhan. Maksudnya manusia harus pasrah, sumarah pada garis kodrat, sesuai manusia berhak untuk mewiradat, berjuang untuk menanggulanginya.

https://islamindonesia.id/budaya/makna-filosofis-dan-kisah-di-balik-aksara-jawa-hanacaraka.htm

Saturday 19 August 2017

ABOUT GERMANY



HISTORY OF GERMANY
           
Germany in middle ages, the Celts are believed to have been first inhabitants of Germany. For several centuries after Otto the Great was crowned king in 936, German rulers were also ussually heads of the Holy Roman Empire. Between 962 and the beginning of the 19th century, the German territories were loosely organized into the Holy Roman Empire of the German Nation. The 18th and 19th centuries were marked by the rise of Prussia as the second powerful, dominant state in German-speaking territories alongside Austria, and Austrian-Prussian rivalry became the dominant political factor in German affairs. By the 14th century, the Holy Roman Empire was little more than a loose federation of the German princess who elected the Holy Roman Emperor. In the 16th century began the Germany reformation under the philosophy of Martin Luther.
Imperalist power politics and the determined pursuit of national interest ultimately led to the outbreak in 1914 of thr First World War. In 1919, under the Weimar constitution, Friedrich Ebert was named as the first German President. The National Socialist (NAZI) party, led by Adolf Hitler, stressed nationalist and racist themes while promising to put the unemployed back to work. On 1989nthe Berlin Wall was broken by the leader of G.D.R. and that they get one together through the parlement.


GERMAN EMPIRE

German Empire 1 (Reich I)
            The Holly Roman Empire was born on December 25, 800 AD, when Pope Leo III placed a crown on the head of German leader Charlemagne, saying, “I hereby crown you emperor of the Holy Roman Empire.” However, the Bible prophesies that the Holy Roman Empire will be reborn just before the second coming of Christ, and that the Antichrist and the False Prophet will be the leaders of this last Holy Roman Empire.
German Empire 2 (Reich II)
            1n 19 century, priority of freedom taken of all Germany. “Revolution from up” be popular by Otto Van Bismarck to solve the Germany problems with their ways. At 1848 Germany had done their unity, but not yet for their freedom. Bismarck believed that liberalis can’t be lead to solve Germany freedo, problem. But at the time Germany Empire II can be democratic with general election of Reichstag.
German Empire 3 (Reich III)
            Reich three happened for 12 years, since in 1933 to 1945. This period is Adolf Hitler’s Reich Chancellors came to be at 30 January 1933. The cabined lead by Adolf Hitler was the big success at politics sectors


TRANSPORT AND WEATHER IN GERMANY

            The climate of Germany was determined by its position in temperate zone with frequent changes of the weather. Prevailing winds are westerly, and rain falls at all periods of the year. The average temperatures in January –statistically show to be the coldes month of the year –vary at sea level from 34°F to 27°F, and in the mountains they range to under 21°F. In the height of summer, mit-July temperatures in the north Germany and east Germany lowlands are 61°F to 66°F and in shelterd valleys as high as 68°F. The average temperature for the year is 48°F.
            As a densely populated country in a central location in Europe and with a developed economy, Germany has a dense and modern transportation infrastructure. The first highway system to have been built, the extensive German Autobahn network famously featured sections where no speed limit is in force. The country’s most important waterway is the River Rhine. The largest port is that of Hamburg. Frakfurt Airport is a major International airport and European transportation hub. Air travel is used for greater distances within Germany but faces competition from the state-owned Deutsche Bahn’s rail network. High-speed trains, called ICE connect  cities for passangers travel.


TOURISM IN GERMANY

            When you go to the Germany, you must visited some interesting places because Germany have many tourism object. There are Ludwigsburg Palace that is one of the country’s largest Baroque Palaces –Located in the city of Ludwigsburg (12 km north of Stuttgart’s city centre), Germany; Lichtenstein Castle that located in near Honau in the Swabian Alb, Baden-Wütemburg, Germany; Neuschwanstein Castle that located on a rugged hill above the village of Hohenschwangau near Füsen in southwest Bavaria, Germany; Cecilienhof that located in the nothern part of the Neuer Garten Park in Postdam, Germany; New Palace that located on the western side of the Sanssouci royal park in Postdam, Germany; Munich Frauenkirche that located in the Bavarian city of Munich; Berlin Cathedral that located on an island in the river Spree; St. Paul’s Curch that located in Frankfurt, Germany; Lake Constance that located in Germany, Switzerland, and Austria near the Alps; Alps (Alpen that) is one of the great mountain range system of Europe, stretching from Austria and Slovenia in the east through Italy, Switzerland, Liechtenstein and Germany to France in the West; Spreewald that located about  100 km south-east of Berlin; Jasmund National Park that located in the northeast of Rügent island in Mecklenburg-Vorpemmern, Germany; and many place tourism because Germany is one of country with rich tourism.


EDUCATION IN GERMANY

            Education in Germany have many kind of level. There are Kindergartens/Kindergär-ten that followed children between the ages of 3 and 6, which are not part of the school system; Primary schools/Elementary school/Grundschule that instituition in which children receive the first stage of compulsory education known as primary or elementary education; Secondary general school/Hauptschule that a secondary school in Germany and Austria, starting after 4 year of elementary schooling, which offer Lower Secondary Education (Level 2) according to the International Standard Classification of education; Intermediate shools/Realschule that ranked between Haupschule and Gymnasium; Grammar schools/ Gymnasium that a secondary school which prepares the student for higher education at university. Some gymnasiums provide general education, others have a specific focus. The four traditional branches are: humanities education, modern languages, mathematical-scientific education, economical and social-scientific education; Comprehensive school/Gesamtschule that followed by children between ages of 11 to at least 19; Intermediate high school diploma/Fachoberschulen that vacational school at upper secondary level providing one or two year courses in various subject areas leading to the qualification of Fachhochschulreife; Vacational extension schools that a dual educational system thet most of the students opt for at the end of compulsory schooling; Universities/Universität that make students who are wishing to attend university in Germany must, as a rule, hold the Abitur or Fachabitur certification.

 
GERMAN CULTURE

            German culture began long before the rise of Germany as a nation state. Due to its rich cultural history, Germany is often know as das Land Der Dichter und Denker (the land of poets and thinkers). The rise of the modern natural sciences and the related decline of religion raised a series of questions, which recur through out German philosophy, concerning the relationships between knowledge and faith, reason and emotion, and scientific, ethical, and artistic ways of seeing the worlds. Architectural contributions from Germany include the Carolingian and Ottonian styles important precursors of Romanesque.
            Religion in Germany are 64,1% belongs to Christian denominations, 31,4% are Roman Catholic, and 32,7% are affilated with Protestantism (the figures are known accurately). Germany has been the home of many famous inventors and engineers. The “home cuisine” differs very much from the “restaurant cuisine”. More traditional dishes can be found in restaurant. Sport forms are integral part of German life, as demontrated by the fact that 27 millions German are members of a sports club. Germany has many sides of cultural life too. Besides of that, Germany is a book country. Outside the country, Germany theater frequently has a reputation for being brash and self absorbed. Germany’s reputation as an important musical nation is still based on name like Bach, Beethoven, Brahms, Handel and Richard Strauss.



CULTURAL DIFFERENCES BETWEEN GERMANY AND INDONESIA

            Between Germany and Indonesia have many cultural differences, especially in many sectors like literature, religion, music, folk festival, Architectures, Cuisine, and  Sport. The difference in Literature sectors are German has Johan Wolfgang von Goethe and Friedrich Shiller were widely famous over the world as poem author, meanwhile Indonesian has W.S. Rendra, Taufik Ismail, Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachry, Sapardi Joko Damono as poem author. The difference in Religion sectors are Germany have 53 million Christian (Roman Catholic/Protestan/Ortodoks), 33 million Islam, 230.000 Budha, 100.000 Jewish, 90.000 Hindu; meanwhile Indonesia have 88% muslim, 9% Christian (protestant/catholic), 2% Hindu, 1% Budha. The difference in Music sectors are Germany have Opera House, such as Semperoper, Komische Oper Berlin, and Staatstheater, meanwhile Indonesia haven’t Opera House. The difference in Folk Festival sectors are German has October fest, Cannstatter festival, etc, meanwhile Indonesian has Panen Raya festival. The differences in Architecture sectors are Germany include the Carolingian and Ottonian styles, important precussors of Romanesque, meanwhile Indonesian have traditional buildings like Rumah Gadang, Honai, etc. The differences in Cuisine sectors are German have Red an white wine, Beer, Spitzel, Wurst, Sauerkraut, etc, meanwhile Indonesia have Rendang, Satay, Pecel, Nasi Goreng, etc. The differences in Sport sectors are German like football and have German Federation with Budesliga, meanwhile Indonesian like football than followed by Badminton.

Monday 8 August 2016

Definisi dan Contoh Paragraf Narasi, Deskripsi, Argumentasi, Eksposisi, Persuasi

Berikut ini kami akan membahas tentang pengertian serta contoh masing-masing paragraf , pada dasarnya paragraf adalah merupakan suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru.

Paragraf di sebut juga dengan Alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam beberapa ketukan atau spasi.

Kegunaan dari paragraf

Adapun guna atau manfaat paragraf itu adalah menandai pembukaan topik baru, atau mengembangkan lebih lanjut dari topik sebelumnya dan menambah hal-hal yang penting atau untuk merinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf yang sebelumnya.

Macam-macam paragraf

Paragraf bisa dibagi jika meninjau dari letak kalimat utama sebuah alenia yaitu sebagai berikut:

Paragraf Deduktif: paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf.

Paragraf Induktif: paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir kalimat paragraf.

Paragraf Campuran: paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan akhir paragraf.

Namun jika kita meninjaunya  berdasarkan tujuan maka akan terbagi lima yaitu:

1. Paragraf Narasi

Paragraf Narasi ialah paragraf yang bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami kejadian tersebut.

Contoh Paragraf Narasi

Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis.

Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah ku habiskan di sana. Hari pun mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya
kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.

2. Paragraf Deskripsi

Paragraf Deskripsi  adalah merupakan paragraf yang bertujuan menggambarkan sebuah objek nyata agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang di gambarkan itu.

Contoh  Paragraf Deskripsi:

Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai
Parang Tritis. Gelombang ombak bergulung-gulung datang silih berganti menyambutku serasa ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang menghampar luas tanpa ada tumbuh-tumbuhan atau karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Di sebelah kanan-kiri, aku bisa memandang air laut sejauh mata memandang, pandai dengan bukit berbatu, pesisir serta pemandangan bukit kapur di sebelah utara pantai. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombah menghempas kakiku dan
terasa asin air itu ketika bibirku terkena percikan.

Sepanjang aku berjalan, hampir pinggiran pantai dipenuhi oleh pengunjung wisatawan. Kulihat ada yang berlari berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, berfoto-foto dengan latar sekitar pantai. Tapi yang paling membuatku tertarik, kulihat ada beberapa turis manca negara yang menikmati keindahan pantai ini dengan naik delman. Seperti apa yang aku lihat, pantai ini memang sangat ramai pengunjung. Tak pernah sunyi pantai Parang Tritis.

3. Paragraf Eksposisi

Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang bertujuan memaparkan sebuah sejumlah informasi atau pengetahuan agar pambaca dapat menambah informasi atau pengetahuan.

Contoh Paragraf Eksposisi:

Parangtritis adalah nama desa di Kecamatan Kretek, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan Kota Yogyakarta.
Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah.

Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas Parangtritis.

Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pegunungan di lokasi tersebut. Air panas dari Parang Wedang dialirkan ke pantai Parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda dan kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. selain itu Puga parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara/aeromodelling

4. Paragraf Argumentasi

Paragraf Argumentasi adalah paragraf yang bertujuan untuk mengemukakan contoh, asalan, bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan dengan tujuan meyakinkan pembaca sehingga pembaca membenarkan sikap, pernyataan, dan keyakinan kita.

Contoh Paragraf Argumentasi:

Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan.

Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis, juga menambahkan bahwa di sepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung (pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati tenggelam.

5. Paragraf Persuasi

Paragraf Persuasiadalah paragraf  yang bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis.

Contoh Paragraf Persuasi:

Indonesia terkenal sebagai negara agragris yaitu negara yang masyarakatnya pada umumnya bekerja di bidang pertanian. Karena itu banyak sekali hasil dari pertanian yang terbesar ialah padi . Namun tanpa kita sadari karena tingginya ketergantungan terhadap padi sendiri membuat pertanian kita hanya bergantung pada sektor tersebut. Sedangkan karena tingginya jumlah konsumen nasi membuat kebutuhan akan padi semakin meningkat hingga pada titik tertentu Indonesia harus impor beras.

Ini ialah hal yang sangat riskan karena negara agragris harus mengimpor beras. Hal ini tidak lepas dari kebiasaan masyarakat yang bergantung pada nasi. Padahal masih banyak makanan yang bisa menggantikan padi. Oleh karena itu beralih lah ke makanan lain pengganti nasi seperti jagung dan ubi-ubian yang tidak hanya mudah ditemukan dan tentunya lebih ekonomis dan dapat menumbuhkan sektor pertanian yang lainnya.

Thursday 19 May 2016

Materi bhs jawa klz 5 sd sem 2

Materi Bahasa Jawa Kelas 5 SD Semester 2

1. Kerata Basa
Kerata basa; Kerata basa yaiku negesi tembung saka wandane( mengartikan kata dilihat dari suku katanya).
Contone

    Gelas; yen tugel ara bisa dilas.
    Piring = sepine yen miring.
    Tebu = antebing kalbu.
    Cengkir = kencenging pikir.
    Gedhang = digeged bubar (lebar) madhang.
    Guru; digugu lan ditiru.
    Tandur; ditata kanti mundhur
    Wanita; wani ing tata.

2. Jenising Layang 
    a. Jenising layang;
Layang biwara (surat kabar, surat laporan)
Layang iber-iber (surat kiriman)
Layang dhawuh (surat perintah)
Layang lelayu (surat kematian)
Layang kitir (surat singkat / cekak aos)
Layang ulem (surat undangan)
  b. Perangane layang
Adangiyah /adawiyah / salam taklim
Papan lan titi mangsa
Salam pambuka
Pambuka layang
Surasa layang
Panutup layang
PeprenahTapak asma
Asma cetha
    Conto panutup layang/wasana basa;

    Wasana cekap semanten menawi wonten mkelepatan atur kuala nyuwun pangapunten.
    Cukup semene dhisik layangku, aku nunggu layang balesanmu. Matur nuwun.

3. Macapat

    Macapat; artine maca papat-papat. Macapat ana 11:
Mijil: tresna marang pepadha, prihatin, pituthur
Kinanthi: seneng, tresna
Sinom: ethes
Asmaradana: susah, seneng
Dhandhanggula: luwes
Gambuh: sumanak, sumadulur
Maskumambang: nelangsa
Durma: nesu, mangkel
Pangkur: kereng, nepsu
Megatruh: susah, prihatin, ugetun
Pocung: gregetan, kendho 

Guru Gatra, Guru Wilangan lan Guru lagu tembang-tembang macapat
Maskumambang : 12i, 6a, 8i, 8a
Pucung: 12u, 6a, 8i, 12a.Gambuh: 7u, 10u, 12i, 8u, 8o
Megatruh: 12u, 8i, 8u, 8i, 8o
Mijil: 10i, 6o, 10e, 10i, 6i, 6u
Kinanthi: 8u, 8i, 8a, 8i
Durma: 12a, 7i, 6a, 7a, 8i, 5a, 7i.
Pangkur: 8a, 11i, 8u, 7a, 12u, 8a, 8i
Asmaradana: 8i, 8a, 8e, 8a, 7a,8u, 8a
Sinom: 8a, 8i,8a, 8i, 7i, 8u, 7a, 8i, 12a
Dhandanggula: 10i, 10a, 8e, 7u, 9i, 7a, 6u, 8a, 12i, 7a

4. Paribasan

    Paribasan utawa peribahasa bahasa jawa:

Anak molah bapa kepradhah = wong tuwa melu repot amarga tumindake anake
Polahe anteng kitiran; bocah akeh polahe.
Becik ketitik ala ketara = sing becik bakal tinemu, sing ala bakale ketara
Bathok bolu isi madu = dianggep wong lumrah nanging sugih kepinteran
Sadumuk bathuk sanyari bumi = pasulayan dilabuhi toh pati
Kejugrukan gunung madu = nemu kanugrahan.

5. Arane Turunan, Arane Anak Wong
Kendahana-kendhani : anak 2 lanang, wadon
Kendhini, kendhaha : anak 2 wadon, lanang
Ontang-anting : anak 1 lanang
Unting-unting : anak 1 wadon
Uger-uger lawang : anak 2 lanang
Kembang sepasang : anak 2 wadon
Cukil dulit : anak 3 lanang
Gotong mayit : anak 3 wadon
Saramba : anak 4 lanang
Sarampi : anak 4 wadon
Pandhawa : anak 5 lanang
Pancagati : anak 5 wadon

6. Ngudal ukara

    Comil                     adus                      kali

    Jejer                      wasesa                 lesan

    Wily                       linggih                   jejer      bolong.

    Jejer                      wasesa                 lesan

7. Artine tembung 

Dhuwur kenchur; cendhek banget.
Nglemah bengkah; nela-nela/nyela-nyela.
Gemi, nestiti lan ngati-ati.Welas asih.

--- 

Sumber: damaruta.blogspot.com dari Edi Purnomo

Thursday 16 January 2014

PENJUAL SONGONG

Kupingmu tidak kau gunakan untuk mendengar, ya?
Aku memesan lalapanmu dan kau bilang “ya.”
Temanku memesan pangsit di penjual sebelah.
Kau memandang ke arah temanku sekilas sembari gorenggoreng.
Lantas kenapa kau memastikan lagi pada temanku saat aku mengambil segelas teh di meja lain?
Tentu saja temanku jawab “tidak pesan
Kerana yang kau tawari dikiranya dia.
Pangsit diantar di meja temanku.
Aku menunggu lalapanku hadir di mejaku.
Sampai pangsit temanku tinggal separuh,
Aku masih menunggu lalapanku.
Pangsit temanku tinggal sedikit
Aku menengok ke arahmu yang melayani orang yang pesan setelahku.
Kesabaranku habis.
Aku menghampirimu.
Emosiku sampai pada puncaknya ketika kau bilang.
“tadi katanya nggak jadi?” dengan nada keras.
“yang nggak jadi kan temenku!” kataku dengan nada yang keras pula.
Ada penjual pangsit di sebelahnya.
Dan aku pun memesan pangsit sebelah dengan nada keras.
Biar dia dengar dan cemburu.
Dan merasa bersalah.
Meski aku ingin lalapan.
Rasakan!


Malang, 27 April 2011

PINTAKU PADA IBU

Ibu, hampiri aku
Ibu, nasehati aku
Ibu, tenangkanlah aku
Ibu, sayangi aku
Ibu, peluklah aku
Ibu, sadarkan aku
Ibu, tolonglah aku
Ibu, bimbinglah aku
Ibu,  cintai aku
Ibu,  kembalikan aku

Malang, 27 April 2011